Blogger news

Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2BFGbYrG2

SAHABAT SEJATI


           Ada yang kurang disaat tidak ada dia. Ia adalah sosok manusia yang selalu ada disaat kita susah dan senang, selalu ada disaat kita membutuhkan. Dia bukan saudara kita, tetapi kesetiaannya telah mendarah daging. Tak ubahnya seperti mata kita, disaat salah satu bagian tubuh kita sakit, ia ikut sedih dan meneteskan air mata. Itulah gambaran seorang  sahabat.  Sosok dara manis yang berkulit putih dan wajah yang  berbinar-binar, hatinya yang cantik, secantik wajahnya merupakan sosok yang tepat di jadikan seorang sahabat. Bukan karena parasnya yang cantik, melainkan sikap dan tingkah lakunya yang santun, tutur katanya yang halus serta cara ia bergaul membuat suasana hati menjadi tentram. Aku mengenalnya sejak 3 tahun yang lalu. Waktu itu, saat aku pertama kali masuk SMA aku belum kenal seorang pun, saat itu suasana sangat aneh dan sangat asing bagi saya. Saat kupandangi satu- persatu wajah yang asing itu, kesan pertama yang muncul dalam benakku adalah “aneh” terdapat berbagai macam karakter yang bermacam-macam. Aku berspekulasi apakah mereka-mereka pantas dijadikan seorang teman bahkan sahabat?. Maklum waktu itu saya masih berumur 15 tahun. Masih sangat hati-hati dan sering negative thinking. Tetapi, kucoba buang jauh perasaan itu, ku beranikan diri untuk mencoba bergaul dengan mereka. Kucoba ulurkan tangan dan memperkenalkan diri. Alhamdulillah…mereka merespon tawaranku, kami saling berkenalan satu sama lain. Saat ku lontarkan senyuman, mereka membalasnya  dengan  senyuman ringan.  Lalu ku coba nimbrung dan berusaha akrab dengan mereka.          Satu minggu berlalu sejak pertama masuk SMA, saya mulai mendapatkan sedikit demi sedikit teman. Kesan pertama yang muncul saat pertama kali masuk SMA, perlahan mulai pudar. Ternyata asumsi salah, telah menilai buruk kepada mereka. Lambat  laun saya mulai merasa nyaman. Setelah selesai masa orientasi siswa (mos) kemudian waktunya pembagian kelas. Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah aku mendapatkan teman yang cocok dijadikan sebagi teman? Aku hanya pasrah dan berharap saja. Tiba saatnya pembagian kelas, satu-persatu dipanggil untuk ditentukan kelasnya. Satu-persatu dipangil, setelah sekian lama menunggu, akhirnya tiba giliranku. Ternyata kelas C yang diperuntukkan saya, kemudian kami disuruh baris dan kumpul sesuai dengan kelas yang ditentukan masing-masing. Kupandangi satu-persatu teman baru saya itu, ternyata tidak sedikit teman yang sudah kukenal sejak hari pertama saya menginjakkan kaki di SMA. Setelah selesai pembagian kelas, tiba saatnya memasuki ruang kelas dan mencari tempat duduk. Aku  mulai mencari dan menentukan tempat mana yang cocok untuk saya. Pokoknya yang nyaman, tidak teralu depan dan tidak terlalu dibelakang, yang terpenting dapat menunjang proses belajar. Sialnya aku telat menentukan tempat duduk, semua bangku penuh telah ada yang memili, yang tersisa hanya satu di dekat jendela dan disamping seorang siswi. Aku hanya clingukan pura-pura bingung, sejatinya saya malu. Maklum masih ABG. Kemudian tawaran yang  keluar dari mulutnya, “sini duduk bersama saya” katanya. Kemudian saya mendekat dan tersipu malu. Kucoba memberanikan diri memperkenalkan diri, saat kutatap matanya kesan pertama yang muncul dibenakku adalah “cantik”. Wajahnya yang berseri-seri dan senyumnya yang manis, membuatku penasaran untuk mengenalnya lebih jauh. Ternyata mamanya Puspita, dia adalah seorang gadis desa sebelah. Kami pun ngobrol lebih dalam lagi. Kita saling bercerita tentang pengalaman –pengalaman waktu kecil dan menceritakan sesuatu  yang tidak penting.        Seminggu berlalu, kami pun mulai saling akrab, tak uabahnya seperti seorang teman, saling gobrol dan bertukar argumentasi pun tak luput. Segala rutinitas yang kita jalani bersama, membuat kami semakin akrab dan kompak, bahkan sedikit salah paham tak mampu menggoyahkan tali persahabatan kami. Pernah suatu ketika saya lupa tidak megerjakan tugas rumah yang diberikan guru, aku hanya pasrah kemudian dia tak canggung untuk memberikan tugasnya agar dapat saya contek. Walapun tindakan saya itu sangat memalukan, tepi kelihatannya ia ikhlas membantu saya. Kami saling membantu satu sama lain, aku juga tak segan- segan membantunya ketika ia mengalami kesulitan. Disaat dia sedih, ku coba untuk menghiburnya, menenagkan hatinya dan mmbuatnya menjadi ceria kembali,           Suatu ketika aku mengaami suatu masalah yang sangat berat, aku telah difitnah mencuri sejumlah uang. Waktu itu saya sedang belajar didalam kelas sendirian, semua teman sedang bermain diluar, maklum waktu itu saya sedang sakit sehingga tidak ikut bermain dengan mereka. Singkat cerita, ada seorang anak merasa kehilangan sejumlah uang. Kebetulan Cuma saya sendiri yang berada dalam kelas tersebut. Semua orang menuduhku, menghujatkku yang aneh-aneh. aku berusaha membela diriku dan berusaha menyakinkan bahwa aku tidak mengambilnya. Disaat semua menghujat, tidak halnya dengan puspita, ia membelaku samapi akhirnya kebenaran terungkap, ternyata tidak ada yang kehilangan uang , anak tersebut hanya lupa menaruh uangnya saja.            Dia adalah sahabat sejati saya, ia mengajarkan saya arti dan pentingnya seorang sahabat, persahabatan kami semakin erat, bahkan seperti saudara.  mungkin lebih. dosa bila saya menykainya. Tiga tahun sudah berlalu, saatnya kami berpisah. Hanya satu yang selalu kuingat tentang dirinya, senyumnya yang manis itu. Kemarin saat terakhir ketemu, ia memberiku sejumlah uang. Aku heran mengapa ia memberiku uang, ternyata ia membayar sebuah hutang pulsa. Padahal  saya sudah melupakan dan mengikhlaskan itu. Katanya “kalau hutang tetaplah hutang. Akupun pasrah dan tersenyum.       

Related Product :

Posting Komentar

komentar harus sopan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. tempat berbagi ide dan gagasan (setiyono) - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger