Blogger news

Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2BFGbYrG2

analisis puisi




NAMA                  : SIGIT PAMUNGKAS
NIM                       : 12003200
KELAS                    : D
MATA KULIAH    : PENULISAN KARYA SASTRA



Percakapan Malam Hujan

Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung, berdiri di samping tiang listrik.
Katanya kepada lampu jalan,
“Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam.”
“Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah;
asalmu dari laut, langit, dan bumi;
kembalilah, jangan menggodaku tidur.
Aku sahabat manusia. Ia suka terang.”
~*Sapardi Djoko Damono*~

[Hujan Bulan Juni, 1973] 


            Menganalisis unsur puisi dan bagaimana seorang Sapardi Djoko Darmono menciptakan diksi, sebagai seorang “empunya” sajak tersebut. Barangkali, sebagai prakata awal, saya pribadi sebelumnya kerap membaca karya beliau sudah cukup banyak, hal itu berawal dari kegemaran dan hasrat saya akan buku puisi. Dan, salah satu diantarnya sajak “Percakapan Malam Hujan” Milik Sapardi. Unsur pembangun puisi sebagai langkah seorang penyair menciptakan sajak. Tidak terlepas dari unsur fisik dan unsur  batin. Salah satu unsure fisik adalah imaji, secara visual, Sapardi telah mampu membuat hujan  dan malam seakan seperti benda hidup yang divisualisasikan seperti manusia “Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah” . kembalilah, jangan menggodaku tidur.

                Dalam pemilihan Diksi, perbendaharaan kata Sapardi banyak menggunakan bahasa yang figuratif. Imajinasi pembaca, dapat terbawa oleh sugesti “magis” yang kerap disuguhkan penyair ke dalam sajaknya. Sapardi mampu menjadikan Hujan” sebagai simbol puitik yang menggambarkan momentum dalam karya-karyanya yang melegenda. Makna “Hujan” yang secara bahasa adalah jatuhnya air dari langit secara ilmu geografi. Dapat diputar balikan makna (semantik) oleh penyair, bahwa hujan menimbulkan kerinduan dan kegelisahan.
                 Aspek yang kedua, adalah unsur batin dalam sajak. Diantaranya adalah Tema, dalam sajak di atas. Rupanya Sapardi ingin menjadikan hujan sebagi makna kerinduan akan ketenangan yang luar biasa.  Kemudian rasa, suasana emotif dalam sajak tersebut tergambar suatu bentuk “Nyaman” yang sesungguhnya. Terbebas dari segala keluh kesah, terlepas dari segala penat. Seperti halnya hujan yang dapat membuat sejuk namun tatkala hujan belum turun, petir, kabut ataupun langit yang mendung datang menghampiri.



Related Product :

Posting Komentar

komentar harus sopan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. tempat berbagi ide dan gagasan (setiyono) - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger