Blogger news

Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2BFGbYrG2

PEMORELEHAN BAHASA PADA ANAK oleh sigit pamungkas



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Dalam kehidupan bahasa memegang perana penting. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama, manusia membutuhkan bahasa sebagai medianya. Dengan kata lain, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia untuk menyampaikan atau menerima pesan, ide, gagasan dan informasi. Bahasa juga mempermudah masyarakat dalam bersosialisiasi dengan lingkungan sekitar  tanpa bahasa manusia akan merasa kesulitan melakukan apapun.
            Penelitian tentang pemerolehan bahasa pada umumnya dilakukan terhadap output yang dihasilkan anak, karena sulitnya mengamati bagaimana proses itu terjadi. Pemerolehan bahasa anak dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri  kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit. Menurut Sasangka (2000:25), tingkat pemerolehan bahasa anak yang berada pada usia 3,0-4,0 tahun berada pada masa menjelang tata bahasa dewasa. Pada masa ini, anak sudah menghasilkan kalimat-kalimat yang rumit. Dilihat dari pemerolehan semantiknya, anak yang berada pada usia tersebut berada pada tahap medan semantik. Pada tahap ini, anak sudah bisa mengatakan makna yang sebenarnya karena anak sudah banyak menguasai kata. Kata yang diucapkan anak berasal dari kelas kata nomina, verba, dan adjektiva.
            Atas dasar uraian diatas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemerolehan bahasa anak usia 2  tahun pada tataran sintaksis, semantik, dan fonologi. Objek dalam penelitian ini yaitu seorang anak perempuan berusia 2 tahun bernama SACHIO.



B     Fokus Masalah
            Pemerolehan bahasa yang terjadi pada anak mencakup tiga aspek, yaitu pemerolehan fonologi, pemerolehan sintaksis, dan pemerolehan semantik. Pemerolehan fonologi berhubungan dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap anak.
C.       Rumusan Masalah
            Sesuai dengan fokus masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakan pemerolehan bahasa pertama anak usia 2 tahun  dari segi pemerolehan bidang fonologi ?
D.      Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama anak usia 3 tahun dari segi pemerolehan bidang fonologi.
           
E.      Kajian Teori
            Chaer (2009: 167) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses menghasilkan kalimat-kalimat. Kedua jenis proses kompetensi ini apabila telah dikuasai kanak-kanak akan menjadi kemampuan linguistik kanak-kanak itu.
            Beberapa linguis generatif (Tarigan, 2009: 38) yakin bahwa suatu tata bahasa terdiri atas tiga komponen utama yang masing-masing komponen melukiskan seperangkat kaidah linguistik tertentu, yaitu komponen sintaksis, komponen semantik, dan komponen fonologi. Komponen sintaksis menjumlahkan suatu perangkat tali simbol tata bahasa yang tidak terbatas banyaknya, masing-masing dengan pemerian struktural yang tepat. Komponen semantik beroperasi pada rangkaian formatif bersama-sama dengan pemerian strukturalnya yang menghasilkan suatu interpretasi semantik bagi setiap tali atau untaian. Komponen fonologi memetakan setiap tali sintaksis menjadi gambaran ciri-ciri fonetik yang paling terperinci, yaitu menyajikan setiap kalimat dengan ucapannya.
            Dari deskripsi di atas dapat dinyatakan bahwa pemerolehan bahasa anak merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus secara bertahap. Pemerolehan bahasa seseorang dapat dinilai atau dilihat dari sistem komunikasi linguistiknya yang berada pada tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran fonologi. Oleh karena itu, penelitian tentang pemerolehan bahasa anak secara mendalam dengan memerhatikan ketiga tataran tersebut terasa sangat penting dilakukan.
Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Fonologi
            Kridalaksana (2007:2), fonologi adalah ilmu tentang bunyi pada umumnya fonetik sedangkan bunyi bahasa diteliti atau di uraikan dalam fonologi. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone ‘bunyi’ dan ‘logos’ tatanan, kata, atau ilmu’ dlsebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian. Fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia.
Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf.  Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu :
1)      Udara,
2)      Artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak, dan
3)      Titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator.

Vokal dan Konsonan
            Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan.  Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .
            Fonem dan Pembuktiannya Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal.
            Memahami bunyi merupakan sesuatu hal yang dipandang penting dalam pembelajaran bahasa. Seorang peneliti bahasa akan sutit mengidentifikasi bahasa jika ia tidak menguasai bunyi bahasa. Dengan memahami bagaimana suatu kata dibunyikan dengan baik, seorang pembelajar bahasa akan semakin cepat menguasai bahasa yang hendak dipelajari. Oleh sebab itu, penguasaan bunyi dipandang penting dalam pembelajaran bahasa dan penelitian bahasa (Samsuri, 1987:91)
             
 Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Fonologi
            Dalam pemerolehan bahasa, masukan merukan faktor yang sangat penting dan sangat menentukan.  Manusia tidak akan dapat menguasai bahasa  apabila tidak ada masukan komprehensif. Pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. Disampin itu, dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang unversal. Chomsk (dikutif Dardjowidjojo, 2005:244), mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input dari sekitar.
Pada waktu dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20% dari otak dewasanya. Ini berbeda dengan binatang yang sudan memiliki sekitar 70%. Karena perbedaan inilah maka binatang sudah dapat melakukan banyak hal segera setelah lahi, sedangkan manusia hanya bisa menangis dan menggerak-gerakkan badannya. Pada umur 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar jelas. Sementara pada umur 6 bulan, anak mulai mencampurkan konsonan dengan vokal sehingga membentuk apa yang ada dalam bahasa Inggri dinnamakan babbling atau celotehan (Dardjowodjojo 2000:63). Celotehan dimulai dengan konsonan dan diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/.

F.     Metodologi Penelitian
1. Subjek Lokasi Dan Seting Penelitian
            Objek penelitian ini adalah seorang anak laki-laki yang bernama Sachio. Chio panggilan akrabnya lahir di Yogyakarta pada tanggal 12 Juli 2009. Subjek penelitian ini adalah anak pemilik kos peneliti, yang merupakan anak pertama  dari Bapak Ari S.pd dan Ibu Hesty . pekerjaan ayahnya adalah seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan dan ibu seorang ibu rumah tangga. Adapun lokasi penelitian ini adalah Jl Gambiran Umbul harjo. Kos Putra Puri Mentaok nomor 182 Yogyakarta.
 2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
 3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data tentang pemerolehan bahasa pertama anak usia 3 tiga tahun dari segi pemerolehan bidang fonologi. Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan  untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak bebas cakap. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data dengan cara menyimak. Teknik dasar dari metode simak bebas cakap berwujud teknik sadap dengan menggunakan rekaman.

4. Hasil Penelitian

Data 1 Transkrip Percakapan (Ibu dengan Sachio)
Ibu                   : Sachio mau pakai baju apa?
Sachio               : Ultlamen nda (Ultramen bunda)
Ibu                     : Chio, sekarang sudah wangi kan?
Sachio                : Iyah cudah angih nda (Iya sudah wangi bunda)

TABEL 1
Kata Sebernarnya
 Sachio
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Ultramen
Ultlamen
/r/
/l/
Desi
Esi
/d/
-
Wangi
Angih
/w/
/h/
Sudah
Cudah
/S/
/c/


Data 2 Transkip Percakapan ( Penghuni kos dengan Sachio)
Sachio             : 1. Om Cigit ( Om Sigit)
                          2. Om Aga   ( Om Angga)
                          3. Tante Ciwi ( Tante Siwi)
                          4. Om Ayo    ( Om Aryo)
Penghuni kos   : Mau kemana chio?
Sachio             : Main cama ayah ( Main sama ayah)
Penghuni kos   : Bunda kemana chio?
Sachio             : apul   ( Dapur)
Penghuni kos   : Panggilin bundanya
Sachio             : Iya, nda ada um ayo ( Iya, Bunda ada om Aryo)
Penghuni kos   : maem sama apa chio?
Sachio             : Cini om oti (Sini Om Roti)

TABEL 2
Kata Sebernarnya
 Sachio
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
-         Om Sigit
-         Om Angga
-         Tante Siwi
-         Om Aryo
Om Cigit
Om Aga
Tante Ciwi
Om Ayo
/s/
/ng/
/s/
/r/
/c/
-
/c/
-
Sama
Cama
/s/
/c/
Dapur
Dapul
/r/
/l/
Sini
Cini
/s/
/c/
Roti
Oti
/r/
-


Data 3 Transkip Percakapan Ayah dengan Sachio
Ayah                : Ini kartun apa chio ? (menunjuk ke arah televisi)
Sachio              : Dolaemon ( Doraemon)
Ayah                : Warnanya apa doraemon?

Sachio             : Bilu ( Biru)   
Ayah               : Chio suka ya?
Sachio             : Cuka yah (Suka yah)
   TABEL 3   
Kata Sebernarnya
 Sachio
Satuan Fonem Yang Lesap
Perubahan Fonem
Doraemon
Dolaemon
/r/
/l/
Biru
Bilu
/r/
/l/
Suka
Cuka
/s/
/c/
BAB II
PEMBAHASAN
            Pemerolehan bahasa pada tataran fonologi Sachio selaku objek penelitian kami, sudahlah cukup baik. Tidak terdapat adanya penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang dihasilkan ataupun diperoleh. Pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun seperti halnya Sachio yang menjadi objek penelitian kami berada pada tahap perkembangan kalimat. Sachio sudah dapat mengenal pola dialog, sudah mengerti kapan gilirannya berbicara dan kapan giliran lawan tuturnya berbicara terdapat adanya interaksi komunikasi yang sejalan secara normal. Sachio telah menguasai hukum-hukum tata bahasa yang pokok dari penyampaian tuturan orang dewasa, perbendaharaan kata yang dia miliki sudah mulai berkembang, dan perkembangan fonologi dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan beberapa konsonan namun segera akan berhasil dilalui anak seiring berjalannya kedewasaan.
            Dari hasil penelitian yang dipaparkan di atas, bunyi-bunyi yang diucapkan oleh Sachio seorang anak berumur 2 tahun . Dia telah banyak memperoleh dan memproduksi berbagai fonem yang dapat membedakan arti kata-kata yang dapat diucapkan. Proses fonologis yang dialami oleh Sachio menunjukan adanya kesesuaian dengan pemerolehan bahasa yang kemungkinan besar  dialami oleh kanak-kanak lain seusianya pada umumnya.
            Dalam hal ini, sachio juga mengalami proses fonologis yang mengakibatkan perubahan bunyi /r/ menjadi /l/. Bunyi /r/ dan /l/ sama-sama berada pada titik artikulasi alveolum, Kemudian konsonan [r], [s], [g]. konsonan [r] Sachio mengganti konsonan [l], konsosna [s], diganti  konsonan [c] dan konsonan [g] diganti [j].dengan demikian perubahan ini wajar bagi anak seusia Sachio.





BABIII
PENUTUP

            Berdasarkan data dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian Pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun pada Sachio, berada pada tahap perkembangan kalimat. Anak sudah mengenal pola dialog, sudah mengerti kapan gilirannya berbicara dan kapan giliran lawan tuturnya berbicara. Anak telah menguasai hukum-hukum tata bahasa yang pokok dari orang dewasa, perbendaharaan kata berkembang, dan perkembangan fonologi dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan beberapa konsonan namun segera akan berhasil dilalui anak.
            Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulan bahwa Sachio  telah banyak menyebutkan bunyi-buyi konsonan ( b, c, d, g, j, k, l, n, s, t, u) dan vokal (a, i, u, e, dan o) sementara ada beberapa konsonan yang belum bisa di ucapkan oleh Sachio yaitu konsonan (f, q, x, dan z), sementara konsonan [r], [s], [g]. konsonan [r] Sachio mengganti konsonan [l], konsosna [s], diganti  konsonan [c] dan konsonan [g] diganti [j].
          








DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Unika Atma Jaya.
http://bilikide.blogspot.com /2009/03/ fonologi.htm di unduh pada tanggal 7 Desember 2014.
Kridalaksana, Hari Murti. 2009. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.















Lampiran foto SACHIO:

Related Product :

Posting Komentar

komentar harus sopan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. tempat berbagi ide dan gagasan (setiyono) - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger