LAPORAN WISATA KOTA YOGYAKARTA
LAPORAN
CITY TOUR KOTA JOGJAKARTA
Diajukan
Sebagai Laporan City Tour Kota Jogjakarta
DISUSUN
OLEH :
YULIANA
SETIYAWATI
X UPW 1
32
I
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh...
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga laporan ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang
kota Jogjakarta yang saya sajikan.
Laporan ini memuat tentang “City Tour Kota
Jogjakarta”.Walaupun laporan ini kurang sempurna tapi cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada para
pembimbing,Bapak/Ibu guru yang telah memberikan arahan.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Terima
kasih.
Jogjakarta,26 Mei 2013
Penulis
(Yuliana Setiyawati)
II
DAFTAR ISI
Lembar
Judul………………………………………………………………………. I
Kata Pengantar……………………………………………………………………... II
Daftar Isi…………………………………………………………………………… III-IV-V
Kata Pengantar……………………………………………………………………... II
Daftar Isi…………………………………………………………………………… III-IV-V
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1
B. Tujuan City Tour………………………………………….... 1
C. Tujuan Pembuatan……………...…………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1
B. Tujuan City Tour………………………………………….... 1
C. Tujuan Pembuatan……………...…………………………... 1
D.
Metode Pengumpulan Data…….…………………………… 1
BAB
II KOTA JOGJAKARTA………………………………... 2
A. Latar Belakang Berdirinya………….………………………. 2
B. Peta DIY……………………………..……………………… 3
A. Latar Belakang Berdirinya………….………………………. 2
B. Peta DIY……………………………..……………………… 3
C.
Peta City Tour………………………………….…………… 4
BAB III OBYEK WISATA…………………………………… 5
v Edotel………………………………………………….…… 5
v Pasar
Ikan…………………………………………………... 5
v Kotagede………………………………………………….... 6
v Sekar
Kedhaton…………………………………………….. 6
v Omah
Dhuwur…………………………………………….... 7
v H.S
Silver…………………………………………………... 8
v Sate
karang…………………………………………………. 8
v Jalan
Kemasan……………………………………………… 9
III
v Gedhong
Kuning……………………………………….... 9
v Gudeg
Bu Citro………………………………………….. 10
v JEC……………………………………………................. 10
v RS.Harjo
Lukito…………………………………………. 10
v Museum
Dirgantara…………………………………….... 11
v Bandara
Adisucipto…………………………………….... 11
v Hotel
Ambarukmo……………………………………….. 12
v Ambarukmo
Plaza……………………………………….. 13
v Sungai
Gajah wong……………………………………… 13
v Museum
Affandi………………………………….....…... 13
v RS.Bethesda……………………………………………... 14
v Patung
Ki Hajar Dewantara……………………………... 15
v Tugu
Jogja……………………………………………….. 15
v Jalan
Mangkubumi………………………………………. 15
v Kedaulatan
Rakyat………………………………………. 15
v Kedaung………………………………………………….. 16
v Stasiun
Tugu……………………………………………... 16
v Tugu
Adipura…………………………………………….. 16
v Jalan
Malioboro………………………………………….. 17 .
v Hotel
Inna Garuda……………………………………….. 17
v Kepatihan………………………………………………… 17
v Pasar
Beringharjo………………………………………… 17
v Ngejaman………………………………………………… 17
v Gedhong
Agung………………………………………….. 18
IV
v Museum
Benteng Vredeburg……………………………… 19
v Monumen
Serangan Umum 1 Maret……………………… 20
v Jogja
0 Km……………………………………………….... 20
v Gedung
BNI 46……………………….………………….... 20
v Kantor
Pos………………………………………………..... 20
v Gedung
Bank Indonesia………………………………….... 21
v Museum
Sonobudoyo……………………………………... 21
v Alun-Alun
Lor…………………………………………….. 21
v Masjid
Gede Kauman……………………………………... 22
v Museum
Kereta Kencana Kraton Yogyakarta……………. 23
v Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat……………………... 23-24-25
v Pasar
Ngasem……………………………………………... 25
v Masjid
Soko Tunggal……………………………………… 25
v Tamansari………………………………………………….. 26
v Alun-Alun
Kidul…………………………………………... 27
v Sasono
Hinggil…………………………………………….. 27
v Plengkung
Gading…………………………………………. 28
v Pasar
Gading………………………………………………. 28
v Panggung
Krapyak………………………………………… 28
v Batik……………………………………………………….. 29
v Prawirotaman
Kampung Turis…………………………….. 29
v Pasar
Telo………………………………………………….. 30
v RS
Wirosaban…………………………………………….... 30
PENUTUP
V
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Wisata
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan,karena dengan wisata
seseorang dapat mengekspresikan dirinya yang beragam,dimana wisata memiliki
beragam jenis,dari wisata air,wisata alam,wisata kuliner,argo wisata,wisata
belanja dll.Dengan adanya suatu obyek atau kawasan wisata,suatu daerah dapat
berkembang dan dapat bersanding dengan daerah lainnya,yang secara tidak
langsung akan membantu perekonomian Negara.
Dan
Jogjakarta merupakan salah satu destinasi ke-2 di Indonesia setelah Bali,Jogjakarta adalah kota yang
penuh sejarah dan kesenian tradisional yang masih murni.Jogjakarta memiliki
beragam jenis wisata yang dapat dikunjungi dan sarana serta prasarana yang
mendukung kepariwisataan.
Maka
melalui laporan ini diharapkan terjadi kontak antara wisatawan maupun pembaca
terhadap suatu destinasi,khususnya kota Jogjakarta.Karena dengan terjadinya
kontak tersebut akan membuat daerah itu menjadi lebih berkembang.Selain
itu,diharapkan wisatawan,pembaca maupun pengelola melestarikan dan menjaga kesenian,kebudayaan
dan obyek yang telah ada.
B. Tujuan City
Tour
1.
Menjelaskan
Obyek wisata di Jogjakarta.
2.
Mengenal
kota Jogjakarta.
3.
Mengajak
melestarikan Obyek dan kebudayaan.
4.
Meningkatkan
minat wisata kota Jogjakarta,
C.
Tujuan Pembuatan
Sebagai
acuan,pembelajaran serta petunjuk untuk para pembaca,agar lebih mendalami
tentang kota Jogjakarta.
D.
Metode Pengumpulan Data
1.
Metode Browsing
2.
Pengumpulan artikel
1
BAB
II KOTA JOGJAKARTA
Kota Jogjakarta
adalah pertama kali didirikan oleh Pangeran Mangkubumi,pada saat itu Jogjakarta
bernama Ngayogyakarto Hadiningrat.Luas Jogjakarta sekitar 3.186 km persegi,
dengan total penduduk 3.226.443 (Statistik Desember 1997).Jogjakarta merupakan
bagian dari Kerajaan Mataram,namun pada tahun 1755 Kerajaan Mataram dibagi
menjadi Jogjakarta dan Surakarta(Solo).Keraton Jogjakarta memegang kebudayaan
murni di tengah modernisasi selama berabad-abad.Kota Jogjakarta merupakan pusat
kebudayaan Jawa seperti tarian,lukisan,wayang kulit,musik gamelan,hingga
kesenian lainnya.Selain kesenian tradisional ada pula seni kontemporer yang
dimajukan oleh ASRI(Akademi Seni Rupa)yang memiliki nilai penting dalam
perkembangan seni lukis modern di Indonesia,contohnya saja pelukis abstrak
Affandi.Jogjakarta adalah kota yang padat penduduk.Jogjakarta juga dapat
ditempuh oleh segala alat transportasi,dari bus,kereta api dan pesawat.
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,merupakan salah satu dari 34 propinsi di
Indonesia. Propinsi ini dibagi menjadi 5 daerah tingkat II,Kotamadia Jogjakarta,Kabupaten
Bantul,Kabupaten Sleman,Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul.
A.
Latar Belakang Berdirinya
Berdasarkan
Sejarah Kota Jogjakarta,sebelum tahun 1755 Surakarta merupakan ibukota Kerajaan
Mataram.Setelah perjanjian Gianti (Palihan Nagar) pada 1755,Kerajaan Mataram
dibagi menjadi 2 kerajaan: Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan
Ngayogyakarto Hadiningrat.Mengikuti kebiasaan,Pangeran Mangkubumi,adik
Susuhunan Pakubuwono II,dimahkotai sebagai Raja Ngayogyakarto Hadiningrat.Kemudian
beliau disebut sebagai Sultan Hamengku Buwono I.
Sultan
Hamengkubuwana I kemudian segera membuat ibukota kerajaan beserta istananya
yang baru dengan membuka daerah baru (jawa: babat alas) di Hutan Paberingan
yang terletak antara aliran Sungai Winongo dan Sungai Code.Ibukota berikut
istananya tersebut dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat dan landscape utama
berhasil diselesaikan pada tanggal
7 Oktober 1756.Para
penggantinya tetap mempertahankan gelar yang digunakan,Hamengku Buwono.Untuk
membedakan antara sultan yang sedang bertahta dengan pendahulunya,secara umum,
digunakan frasa "ingkang jumeneng kaping....ing Ngayogyakarto"
(Indonesia: "yang bertahta ke....di Yogyakarta"). Selain itu ada
beberapa nama khusus antara lain Sultan Sepuh (Sultan yang Tua) untuk Hamengku
Buwono II.
Pada tahun
1813,dibawah penjajahan Inggris,pemisahan Kerajaan Mataram terjadi untuk
ketiga-kalinya.Pangeran Notokusumo,putra dari Hamengku Buwono I,dimahkotai
sebagai Pangeran Paku Alam I.Kerajaannya terpisah dari Kasultanan Jogjakarta.Ketika
Republik Indonesia berdiri pada 17 Agustus 1945,yang dilambangkan dengan
penandatanganan
2
Proklamasi Kemerdekaan,Ngayogyakarto
Hadiningrat dan Pakualaman menyatu sebagai salah salah satu propinsi di
Indonesia dimana Sri Sultan Hamengku Buwono IX ditunjuk sebagai gubernur dan
Sri Paku Alam VIII sebagai wakil gubernurnya.
Propinsi ini
juga diakui sebagai tempat menarik untuk para periset, ahli geologi,ahli
speleogi dan vulkanologi merujuk pada adanya gua-gua di daerah batuan kapur dan
gunung berapi yang aktif.Di selatan kabupaten Gunung Kidul merupakan ujung
laut,dimana terdapat beberapa fosil biota laut dalam batuan kapur sebagai
buktinya.Untuk para arkeolog,Jogjakarta sangat menarik karena setidaknya ada 36
candi atau situs-situs sejarah disini.Serta ada beberapa peninggalan peradaban
dari abad ke-9.
B.
Peta Daerah Istimewa Yogyakarta
3
C.
Peta City Tour
4
BAB
III OBYEK WISATA
Banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi di kota
Jogjakarta,dari wisata air,wisata sejarah,wisata belanja,wisata kuliner,argo wisata
dll.Dan dibawah ini adalah beberapa obyek wisata yang ajukan sebagai laporan
city tour Jogjakarta :
v Edotel
Edotel merupakan
salah satu unit produktif yang dimiliki SMKN 4 Yk,Edotel ini digunakan untuk
praktek House Kipping dan resepsionis bagi jurusan Akomodasi Perhotelan,bersifat
semi-komersial,memiliki 16 kamar,10 tipe standar dam sisanya deluxe room dan
deluxe double room
v Pasar
Ikan
Pasar Ikan ini
berlokasi di Giwangan,Umbulharjo,Yk,dengan luas: 9000m
Merupakan salah
satu potensi kota Yogya dalam hasil perikanan,tingkat konsumsi ikan di DIY ini
19,5 kg/kapita/tahun.
Sehingga
dibangunlah sarana & prasarana dengan anggaran th 2004.tujuan dibangun :
ü menyediakan
sarana hasil perikanan yang memenuhi kriteria teknisi mutu.
ü meningkatkan
pelayanan serta perlindungan kepada konsumen akan hasil ikan.
ü meningkatkan
konsumsi ikan masyarakat.
5
v Kotagede
Kotagede adalah
salah satu kecamatan yang ada di Jogjakarta,yang berbatasan langsung dengan
kabupaten Bantul di sebelah utara,timur dan selatan dan kecamatan Umbulharjo di
sebelah barat.Nama“Kotagede”diambil dari nama kawasan Kota lama Kotagede,yang
terletak diperbatasan kecamatan ini.Semula,Kotagede adalah nama sebuah kota
yang merupakan Ibukota Kerajaan Mataram Islam.
Sebagai kota tua
bekas Ibukota Kerajaan,Kotagede merupakan kota warisan(heritage)yang amat
berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya.makanan khasnya adalah kippo,yangko.
v Sekar
Kedhaton
Berlokasi di
jalan Tegalgendu no.28.
Awal abad
ke-19,bangunan ini dimiliki saudagar kaya pengrajin logam mulia yang dikenal
Pak Tembong,dia merupakan pemasok utama perhiasan untuk keluarga dan bangsawan
Keraton pada masa itu.Sekar Kedhaton adalah sebuah bangunan cantik hibrida yang
berarsitekturkan Jawa,China,Portugis dan Belanda.Bangunan ini pernah dijadikan
markas tentara belanda maupun tentara Republik Indonesia sebelum masa
kemerdekaan.
6
Pada tahun 1990
Sekar Kedhaton dibeli oleh pemiliknya yang sekarang dan difungsikan sebagai
restoran yang dibuka pada 1 November 2004.
v Omah
Dhuwur
Disebut Omah
Dhuwur karena memang dibangun dataran yang agak tinggi.memiliki slogan”The
Unique and Heritage Place to Dine Out”.Bangunan ini bernuansakan etnik
tradisional berpadukan jaman kolonial serta kemewahan yang ditawarkan dalam
sajian.Menu yang disajikan di sini merupakan kombinasi antara resep tradisional
dengan bahan-bahan impor dari negara lain.Menu di sini mulai dari traditional
menu hingga International menu,yang didalamnya terdapat appetizer,sup,main
course,dessert dan minuman.Mulai dari ayam goreng,mie udang,sop
buntut,spaghetti maupun dori fish. Restoran
ini buka pukul 11.00-23.00 WIB.
7
v H.S
Silver
Berdiri pada
1953 dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang.Didirikan
oleh Bapak dan Ibu Harto Suhardjo,yang semula bergerak dibidang imitasi dengan
nama “Terang Bulan”.
H.S adalah
kependekan dari nama pemilik “Harto Suhardjo” dan SILVER adalah jenis usaha
kerajinan yang dikerjakan dan dihasilkan.
Pada tahun1990
nama perusahaan diubah menjadi HS Silver 800-925,HS Silver adalah keterangan
nama dan jenis kerajinan,sedangkan 800-925 adalah kadar perak yang dapat
dikerjakan,800 kadar terendah dan 925 kadar tertinggi.
v Sate
Karang
Berada tepat di
jalan Pembayun Kotagede,buka setiap sore hari pukul 17.00-23.00.Daging sate ini
adalah daging sapi,awalnya sate ini dijajakan oleh Mbah Karyo secara
berkeliling,sejak th 1955 beliau membuka usahanya menetap di pinggir Lapangan Karang,sejak
saat itu sate ini dikenal”Sate Karang”.Sate Karang telah berganti 3 generasi :
Mbah Karyo,Pak Prapto,Bpk Tri Wahyono,meski telah berganti 3 generasi,rasa sate
ini tidak berubah.Selain itu,sate juga disajikan dengan sambal kecap,sambal
kocor dan sambal kacang.
8
v Jalan
Kemasan
Kawasan yang
terletak sekitar 10 Km dari kota Jogja ini sangat terkenal sebagai kawasan
pengrajin perak-emas,sedikitnya ada 4 jenis kerajinan yaitu filigri(teksturnya
berlubang-lubang),tatak ukir(teksturnya menonjol),casting(dibuat dari cetakan)dan
handmade.Harga
kerajinan disini sangat bervariasi mulai dari Rp 15.000,00 hingga mencapai
puluhan juta rupiah tergantung tingkat kesulitannya.Di Kawasan ini juga
terdapat beberapa galeri perak yang menawarkan kursus membuat kerajinan perak.
v Gedhong
Kuning
Disebut
demikian,karna Sultan Agung memiliki pesanggrahan yang beliau labur menjadi
warna kuning,yang berasal dari batu gamping.
9
v Gudeg
Bu Citro
Gudeg adalah
makanan khas dari Kota Jogjakarta.Popularitas tersebut yang membuat Jogjakarta
dikenal sebagai”Kota Gudeg”.Gudeg merupakan makanan tradisional yang dibuat
dari nangka muda atau [basa Jawa: gori ] yang direbus beberapa jam dengan gula
jawa serta santan.Gudeg memiliki citarasa yang manis dan khas.
Ada beberapa
jenis gudeg yang dikenal saat ini yaitu gudeg kering,gudeg basah dan gudeg
solo.Gudeg kering hanya memiliki sedikit santan sementara gudeg basah lebih
banyak susu kelapa atau santan.
v JEC
Jogja Expo
Center adalah sebuah kesatuan bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1
Ha.Total area JEC adalah 14 Ha termasuk beberapa bangunan pelengkap seperti
hotel,mall,restoran Internasional dan beberapa gedung untuk mendukung kebutuhan
JEC sebagai pusat perdagangan Internasional dan pusat pelayanan bisnis.
JEC diresmikan
oleh presiden Megawati Soekarno Putri,memiliki area parkir yang luas dan juga
Helipad,biasanya digunakan untuk acara pameran,konser dan event-event lainnya.
v RS.Harjo
Lukito
Rumah sakit ini
didirikan pada tahun 1945 dengan nama TPS(tempat pengobatan sementara).
10
pada 9 April
1990 namanya diubah resmi menjadi RS.TNI AU “Dr.Suhardi Hardjolukito Yk”,yang
bertepatan dengan hari ulang tahun TNI Angkatan Udara dan tergolong dalam rumah
sakit kelas IV/tipe D.Kemudian pada 1 Maret 2004 rumah sakit ini naik tingkat
III.fasilitasnya : UGD,Poliklinik,Apotek,kamar operasi,kamar bersalin,ruang perawatan,pengolah
limbah padat maupun cair.
v Museum
Dirgantara
Awal mulanya museum
ini berada di Jalan.Tanah Abang Bukit Jakarta dan telah resmi pada 4 April 1969
oleh Panglima Angkatan Udara Roesmin Noerjadin,namun karena Jogja memiliki
peranan penting terhadap perkembangan TNI AU,maka Museum Pusat TNI AU
dipindahkan Ke Jogja,dan diresmikan pada 29 juni 1978 bertepatan dengan hari
Bhakti TNI AU oleh Marsekal Ashadi Tjahjadi dan menjadi Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala.
Koleksi Museum
saat ini sudah mencapai ribuan,diantaranya alutsista(alat utama sistem
senjata)puluhan model pesawat,radio pemancar dan radar,model pakaian dinas TNI
AU,Diorama dll.
Ruangan di sini
dikelompokan menjadi 7 ruangan yang berbeda yakni : Ruangan Utama,Ruang
Kronologi I,Ruang Kronologi II,Ruang Alutsista,Ruang Paskhas,Ruang Diorama dan
Ruang Minta Dirgantara.Museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin dan hari
libur Nasional.
v Bandara
Adisucipto
Merupakan
satu-satunya bandara Internasional di Jogjakarta,awal bandara ini bernama Pangakalan
Udara Maguwo.
11
th 1936-1942
Pangkalan Udara
Maguwo dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda yang dipergunakan untuk
kepentingan Angkatan Udara Belanda.
th 1942-1945
Jogjakarta
diduduki oleh tentara Jepang dan Pangkalan AU diambil alih oleh Jepang.
th 1945-1949
Diambil alih
oleh pemerintah RI dan dijadikan Pangkalan Angkatan Udara untuk mempertahankan
kemerdekaan RI.
th 1948
Pemerintah
Hindia Belanda menduduki kota Jogja kembali dan merebut Pangkalan AU.
Th 1949
Pangkalan AU
direbut kembali oleh Angkatan Bersenjata RI dan dijadikan fasilitas militer
untuk AU.
th 1959-1992
dijadikan
sebagai pusat pelatihan penerbangan Akademi Angkatan Udara RI.
Nama Adisucipto
sendiri merupakan nama dari Kapten penerbangan putra bangsa Indonesia yang
gugur,dan untuk mengenang jasa-jasanya Pangkalan Udara Maguwo diganti menjadi
Pangkalan Udara Adisucipto.
v Hotel
Ambarukmo
Dulunya
merupakan hotel terbesar di Jogjakarta,dibangun pada th 1960,atas inisiatif
dari presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX,dan resmi beroperasi
sejak th 1966,kini namanya berubah menjadi Royal Ambarukmo Jogjakarta.
12
memiliki 247 kamar
terdiri dari 174 Deluxe Balcony Rooms,41 Deluxe Merapi View Rooms,18 Ambarukmo
Club Rooms,13 Premiere Suites dan 1 Ambarukmo Suite didukung fasilitas kamar
terbaik.
v Ambarukmo
Plaza
Dapat dikatakan sebagai
Mall terbesar dan terlengkap di Jogja,bahkan di Jateng.terletak di jalan Laksda
Adisucipto.Memiliki konsep desain arsitektur klasik nan indah.Dilengkapi dengan
20 unit eskalator ,7 lantai yang disewa oleh beberapa swalayan,toko dan
perusahaan entertainment besar dll.
Plaza Ambarukmo buka
pukul 09.00-22.00.
v Sungai
Gajah Wong
Sekitar abad ke-17,sungai
ini merupakan sungai kecil,yang disebut”kalen”.Suatu hari Sultan memerintahkan
pawang gajah bernama Dwipa untuk memandikan gajahnya,Dwipa pun menjalankannya
perintah Sultan,hingga suatu hari sang pawang jatuh sakit dan mengutus
asistennya yang bernama Kerti untuk memandikan gajah milik Sultan,sang Pawang
memberi tahu tempat memandikan gajah di kali dekat kerajaan,karna melihat hasil
kerja Kerti memuaskan,lain hari sang pawang menyuruhnya kembali untuk
memandikan gajah,dan berpesan untuk memandikannya agak ke utara yang airnya
banyak.
Sampai disana tempatnya
nyaman,sejuk dan gajah dapat berendam leluasa.Hingga akhirnya Kerti
mengumpat”kenapa tidak memberitahu dari awal,jika disini banyak airnya”,tak
henti-henti Kerti berkeluh kesah hingga terdengar halilintar kemudian hujan
badai pun turun tiba-tiba dan air pun menjadi banyak dan membuat Kerti makin
senang sampai-sampai ia tidak dapat menguasai diri,hingga membuat Kerti dan
Gajah milik sultan terhanyut ke laut selatan,dan Sultan menamai sungai ini
menjadi sungai gajah wong,karena telah menghanyutkan wong[orang] dan gajah.
v Museum
Affandi
Museum ini berisi
seluruh karya-karya maestro Affandi semasa hidupnya.
Galeri ini
terbagi atas 4 bagian dengan isi dan penataan yang memiliki ciri khas dan
karakteristik yang berbeda serta museumnya yang berbentuk daun pisang.
Galeri 1
Tempat membeli
tiket dan pusat informasi,juga terdapat benda yang berhubungan dengan perjalanan
hidup Affandi.
13
Galeri 2
Galeri ini dikhususkan
untuk memamerkan lukisan-lukisan karya Kartika Affandi.Selain itu,galeri ini
mempunyai 2 lantai yang berisi abstrak dan lukisan bercorak realis.
Galeri 3
Sebagai ruang
pamer karya lukis keluarga.
Galeri 4
Merupakan ruang
pamer lukisan karya Didit,cucu Affandi.
Museum ini buka
pukul 09.00-16.00 senin-sabtu,harga tiket Rp 20000,00 domestik dan Rp 50000,00
wisatawan asing.
v RS.Bethesda
RS Bethesda
diresmikan pada tanggal 20 Mei 1899 oleh Dr.J.Gerrit Scheurer dengan nama
PETRONELLA ZIENKENHUIS .Kemudian oleh masyarakat disebut sebagai RS
TOELOENG/PITULUNGAN karena dalam pelayanan terhadap pasien,rumah sakit ini
tidak memandang Apa dan Siapa pasien itu,tetapi mengutamakan pertolongan lebih
dahulu.Pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945) namanya diganti dengan
YOGYAKARTA TJUO BJOIN,dan kemudian setelah terlepas dari penjajahan Jepang
dikenal sebagai RUMAH SAKIT PUSAT.
Agar masyarakat
umum mengetahui bahwa Rumah Sakit Pusat ini merupakan salah satu rumah sakit
pelayananan kasih (Kristen),maka pada tanggal 28 Juni 1950 diganti dengan nama
Rumah Sakit Bethesda (kolam penyembuhan).
Rumah Sakit
Bethesda tergabung dalam suatu yayasan yang menaungi rumah sakit-rumah sakit
Kristen, yang bernama YAKKUM (Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum).Yayasan ini
resmi berdiri pada tanggal 1 Februari 1950.
14
v Patung
Ki Hajar Dewantara
Beliau merupakan
pendiri sekolah Taman Siswa th 1922,potert beliau diabadikan diuang kertas
20000 th 1998.Beliau lahir dengan nama Suwardi Suryaningrat pada 2 mei 1889.Dan
mempunyai gagasan yang berbunyi “ing ngarso sung tuladha(di depan memberikan contoh),ing
madya mangun karso(di tengah memberikan ide,semangat,prakarsa),tut wuri
handayani(di belakang memberi arahan/dorongan).
v Tugu
Jogja
Sebagai simbol
kota Jogja,Tugu dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I,memiliki sifat magis
karna menghubungkan laut selatan-gunung merapi,berada diperempatan jl.Diponegoro
di Barat,jl.AM Sangaji di Utara,jl.Surdirman di Timur dan jl.Mangkubumi di
Selatan.Nama lain Tugu adalah “Golong Gilig” yang artinya golong:bulat,gilig:silinder
dan bermakna sebagai semangat persatuan melawan penjajah.
v Jalan
Mangkubumi
Mangkubumi
adalah nama dari anak Amangkurat IV,ibunya Mas Ayu Tedjawati,nama kecil
Mangkubumi adalah Raden Mas Sujana,keluarganya berasal dari Karto Suro.
v Kedaulatan
Rakyat
15
Kedaulatan
Rakyat adalah Industri yang bergerak dibidang jurnalistik,yang didirikan oleh
H.Samawi dan H.Soemardi Martono Wonohito,beliau berdua merupakan mantan
wartawan surat kabar Jepang yang bernama “Sinar Matahari”,KR diterbitkan pada
27 September 1945,nama KR diambil dari pambukaan UUD ’45 alenia ke 4,dan KR diresmikan
oleh Mentri Penerangan Bapak Harmosa pada 27 September 1985,memiliki motto: “migunaning
tumraping liyan”.
v Kedaung
Merupakan
bangunan peninggalan Belanda,dimana di atas lonteng terdapat gong yang berbunyi
“gaung” sebagai pertanda atau peringatan bagi kolonial Belanda saat itu,dan sekarang
bangunan ini difungsikan sebagai tempat produksi barang pecah belah.
v Stasiun
Tugu
Stasiun ini dioperasikan
sejak 2 mei 1887 dan merupakan stasiun Kereta Api ke-2 di Jogjakarta setelah
stasiun Kereta Api Lempuyangan.Dulu ini digunakan untuk transit kereta yang
membawa hasil bumi dari berbagai daerah.Memiliki arsitektur Art Deco Komposisi
Simetris dan perpaduan garis Horizontal dan Vertikal.
v Tugu
Adipura
Sebagai simbol
penghargaan bagi kota yang bersih,dan Jogjakarta pernah mendapatkan penghargaan
ini secara berturut-turut.Tugu terakhir yang didapat kota Jogja adalah tahun
1997,maka untuk mengenangnya,pemerintah membangun Tugu Adipura ini di pusat
kota Jogjakarta yang berdekatan dengan aliran Sungai Code.
16
v Jalan
Malioboro
Malioboro
memiliki 2 istilah yaitu : marlboro dan karangan bunga,dikatakan karangan bunga
karena saat ada acara di Kraton dan melewati sepanjang jalan Malioboro akan ada
banyak karangan bunga di sepanjang jalan ini,dan adapula yang mengatakan bahwa
jalan Malioboro merupakan satu-satunya jalan yang bebas pajak oleh Belanda kala
itu.
v Hotel
Inna Garuda
Hotel ini memiliki
233 kamar dengan konsep klasik perpaduan modern elegan,mengalami 6X pergantian
nama: Grand Hotel De Jogja,Hotel Asahi,Hotel Merdeka,Hotel Garuda,Natour Garuda
dan Inna Garuda,Hotel Inna Garuda berpredikat hotel berbintang 4.
v Kepatihan
Merupakan pusat
pemerintahan kota Jogjakarta,disini dapat ditemukan Mall Malioboro,Hotel
Mutiara,Pusat Penerangan Pariwisata Provinsi DIY,terdapat pula Gedung DPRD kota
Jogja.
v Pasar
Beringharjo
Pasar yang
berada di Jalan Ahmad Yani ini digunakan sebagai tempat jual beli sejak th 1758,dan
merupakan salah satu pilar “Catur Tunggal” yang melambangkan fungsi
ekonomi,dulunya kawasan ini adalah hutan beringin,nama Beringharjo diberikan
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX,yang bermakna Bering:diharapkan dapat
memberikan,Harjo:Kesejahteraan.Pasar ini terkenal sebagai salah satu tujuan
wisata dan sekaligus merupakan pusat kegiatan perdagangan produk batik
Yogyakarta.
v Ngejaman
[animasi Ngejaman]
Terletak di
depan gereja protestan di sebelah utara dari Gedung Agung,dulu namanya dikenal
Jalan Margomulyo.Ngejaman didirikan pada tahun 1916 sebagai persembahan bagi
masyarakat Belanda untuk memperingati 1 abad kembalinya kolonial Belanda dari
pemerintah Inggris yang sempat menguasai pulau Jawa pada awal abad-19.
17
v Gedhong
Agung
Istana
kepresidenan Jogjakarta awalnya adalah rumah kediaman resmi residen Ke-18 di
Jogjakarta (1823-1825).Ia adalah seorang Bangsawan Belanda bernama Anthonie
Hendriks Smissaert,yang sekaligus merupakan penggagas atau pemrakarsa
pembangunan Gedung Agung ini.Gedung ini didirikan pada bulan Mei 1824 di masa
penjajahan Belanda.Ini berawal dari keinginan adanya "istana" yang
berwibawa bagi residen-residen Belanda.Arsiteknya bernama A. Payen.Gaya
bangunannya mengikuti arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis.
Kini Gedung
Agung itu berfungsi sebagai tempat menerima tamu dan tamu yang menginap atau
bermalam.Tamu negara yang pertama berkunjung ke gedung itu adalah Presiden
Rajendra Prasad dari India (1958).Pada tahun enam puluhan, Raja Bhumibol
Adulyajed dari Muangthai (1960) dan Presiden Ayub Khan dari Pakistan (1960)
berkunjung dan bermalam di gedung ini.Setahun kemudian (1961),tamu negara itu
adalah Perdana Menteri Ferhart Abbas dari Aljazair.Pada tahun tujuh puluhan,yang
berkunjung adalah Presiden D.Macapagal dari Filipina (1971),Ratu Elizabeth II
dari Inggris (1974),serta Perdana Menteri Srimavo Bandaranaike dari Sri Langka
(1976).
Kemudian, pada
tahun delapan puluhan, tamu negara itu adalah Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw
dari Singapura (1980),Yang Dipertuan Sultan Bolkiah dari Brunei Darussalam
(1984).Tamu-tamu penting lain yang pernah beristirahat di Gedung Agung, antara
lain,Putri Sirindhom dari Muanghthai (1984),Ny.Marlin Quayle,Isteri Wakil Presiden
Amerika Serikat (1984),Presiden F.Mitterand dari Perancis (1988),Pangeran
Charles bersama Putri Diana dari Inggris (1989),dan Kepala Gereja Katolik Paus
Paulus Johannes II (1989).
Pada tahun
sembilan puluhan,para tamu agung yang berkunjung ke Gedung Agung itu adalah
Yang Dipertuan Agung Sultan Azlan Shah dari Malaysia (1990),Kaisar Akihito
Jepang (1991),dan Putri Basma dari Yordania (1996).
18
v Museum
Benteng Vredeburg
Lokasi :Jl. Jenderal A. Yani No. 6, Yogyakarta
Museum Benteng
Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan istana
Kesultanan Yogyakarta.Sekarang,benteng ini menjadi sebuah museum.Di sejumlah
bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia.Benteng
ini dibangun oleh VOC tahun 1765 sebagai pusat
pemerintahan dan pertahanan residen atau gubernur Belanda kala itu.Benteng ini
dikelilingi oleh sebuah parit yang sebagian bekas-bekasnya telah direkonstruksi
dan dapat dilihat hingga sekarang.Benteng berbentuk persegi ini mempunyai
menara pantau (bastion) di keempat sudutnya.
Benteng
Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengan lahirnya Kasultanan
Yogyakarta.Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berrhasil menyelesaikan
perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi (Sultan
Hamengku Buwono I kelak) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu
ingin ikut campur urusan dalam negeri raja-raja Jawa waktu itu.Melihat kemajuan
yang sangat pesat akan kraton yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I,rasa
kekhawatiran pihak Belanda mulai muncul. Pihak Belanda mengusulkan kepada
sultan agar diijinkan membangun sebuah benteng di dekat kraton.
Pembangunan
tersebut dengan dalih agar Belanda dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya.Akan
tetapi dibalik dalih tersebut maksud Belanda yang sesungguhnya adalah untuk
memudahkan dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam kraton.Letak
benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan lokasinya yang
menghadap ke jalan utama menuju kraton menjadi indikasi bahwa fungsi benteng
dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan
blokade.
Dapat dikatakan
bahwa berdirinya benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila
sewaktu-waktu Sultan memalingkan muka memusuhi Belanda.
19
Besarnya
kekuatan yang tersembunyi dibalik kontrak politik yang dilahirkan dalam setiap
perjanjian dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi kekuatan yang sulit dilawan
oleh setiap pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda.Dalam hal ini termasuk
pula Sri Sultan Hamengku Buwono I.Oleh karena itu permohonan izin Belanda untuk
membangun benteng dikabulkan.
v Monumen
Serangan Umum 1 Maret
Monumen ini
didirikan untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta yang direncanakan dan
dipersiapkan berdasarkan instruksi dari Letkol Soeharto.Monumen ini kini sering
menjadi tempat even, seperti konser musik, gathering hobi dll.
v Jogja
0 Km
Apa sih Jogja 0
Km?
Merupakan titik
paling sentral di kota Jogjakarta.Dahulu sekitar tahun 70 hingga awal 80-an,di titik
ini terdapat sebuah air mancur kota.Dari sinilah kemungkinan nol kilometer
berada dan menjadi titik pangkal yang dipakai untuk menarik garis jarak antara
Kota Yogyakarta dengan kota atau wilayah lain.
TITIK NOL JOGJA
berada di sumbu imajiner antara Gunung Merapi, Kraton dan Laut Selatan, serta
terletak di pusat pemerintahan, perdagangan dan pariwisata.Perempatan TITIK NOL
JOGJA terletak di pusat kota Jogja,yaitu berada pertemuan Jl.A.Dahlan sebelah
Barat, Jl.Senopati sebelah Timur, Jl.A. Yani sebelah Utara dan Jl.Trikora
sebelah Selatan.
v Gedung
BNI 46
Gedung yang saat
ini menjadi kantor Bank BNI 46 adalah termasuk gedung peninggalan Belanda dan
berada di sebelah selatan Gedung Seni Sono,kompleks Gedung Agung.
Dulu pada masa
jaman Belanda gedung ini dipergunakan untuk kantor Asuransi,setelah Jepang
datang gedung ini digunakan sebagai tempat penyiaran radio.
v Kantor
Pos
Kantor Pos Besar
Jogjakarta,bangunan bersejarah peninggalan Belanda lain yang berada di sebelah
selatan Benteng Vredeburg berdampingan dengan Kantor Bank Indonesia Jogjakarta.
Bangunan-bangunan ini menjadi satu kompleks dengan bangunan peninggalan Belanda
sebagai saksi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia di kota Yogyakarta.Kantor
Pos ini masih berfungsi sampai saat ini.
20
v Gedung
Bank Indonesia
Gedung Bank
Indonesia Jogjakarta,salah satu bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang
berada di sebelah selatan Benteng Vredeburg.Berdampingan dengan Kantor Pos
Besar Jogjakarta.Bangunan bergaya kolonial Belanda ini masih difungsikan sampai
saat ini.
v Museum
Sonoudoyo
Museum ini berada di Jl. Trikora No.
6,Yogyakarta, Arsiteknya bernama :Ir. Th. Karsten,memiliki luas : 7.867
m2,dibangun pada th 1934
Museum Sonobudoyo adalah
museum sejarah dan kebudayaan Jawa termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa.
Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap
paling lengkap setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain
keramik pada zaman Neolitik dan patung perunggu dari abad ke-8, museum ini juga
menyimpan beberapa macam bentuk wayang kulit, berbagai senjata dan topeng
Jawa.Koleksi 43000,hasil hibah,ganti-rugi,titipan,pesanan.
Museum Sonobudoyo terdiri
dari dua unit. Museum Sonobudoyo Unit I terletak di Jl. Trikora No. 6
Yogyakarta, sedangkan Unit II terdapat di nDalem Condrokiranan, Wijilan, di
sebelah timur Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.
v Alun-Alun
Lor
Alun-alun utara
atau dalam Bahasa Jawa disebut Alun-alun Lor merupakan salah satu land mark
Kota Jogjakarta yang berupa sebuah tanah lapang yang berada di depan Keraton
Jogjakarta.Disebut Alun-alun Lor karena di Kota Jogjakarta terdapat dua
alun-alun yang letaknya di sebelah selatan dan utara dari Keraton Jogjakarta.Alun-alun
Lor berbentuk persegi dengan luas 150 x 150 meter dengan dua pohon beringin
besar berpagar yang berada di tengah alun-alun.Dua Pohon Beringin Besar itu
masing-masing diberi nama Kyai Dewandaru dan Kyai Wijayandaru.Pada masa lalu di
sekeliling Alun-alun Lor ditanam 63 Pohon Beringin yang melambangkan umur Nabi
Muhammad SAW.
21
v Masjid
Gede Kauman
Masjid yang juga
dikenal dengan nama Masjid Gede Kauman ini terletak di sebelah barat Alun- Alun
Utara yang secara simbolis merupakan transendensi untuk menunjukkan keberadaan
Sultan,yaitu di samping pimpinan perang atau penguasa pemerintahan (senopati
ing ngalaga),juga sebagai sayidin panatagama khalifatulah (wakil Allah) di
dunia di dalam memimpin agama (panatagama) di kasultanan.
Dibangun pada
masa Sri Sultan Hamengkubuwono I oleh seorang arsitek bernama K. Wiryokusumo,masjid
ini mempunyai pengulu pertama yaitu Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat.Seperti halnya
masjid-masjid lain di Jawa,masjid ini beratap tumpang tiga dengan mustoko,masjid
ini berdenah bujur sangkar,mempunyai serambi,pawestren,serta kolam di tiga sisi
masjid.Namun beberapa keunikan yang dimiliki oleh masjid ini adalah mempunyai
gapura depan dengan bentuk semar tinandu dan sepasang bangunan pagongan di halaman
depan untuk tempat gamelan sekaten.
Masjid yang
pernah dipugar akibat gempa bumi besar ini merupakan masjid jammi kerajaan yang
berfungsi sebagai tempat beibadah,upacara kesagamaan,pusat syiar agama dan
tempat penegaan tata hukum keagamaan.
Seluruh kompleks
Masjid ini dikelilingi oleh pagar tembok tinggi di mana pada bagian utara
terdapat Dalem Pengulon yaitu tempat tinggal serta kantor abdi dalem pengulu,serta
di sebelah barat masjid terdapat beberapa makam yang diantaranya adalah makam
Nyai Ahmad Dahlan.Abdi dalem pengulu inilah yang membawahi para abdi dalem
bidang keagamaan lainnya,seperti abdi dalem pamethakan,suronoto,modin,
Kawasan di
sekitar masjid merupakan kawasan pemukiman para santri ataupun ulama.Pemukiman
tersebut lebih dikenal dengan nama Kauman dan Suronatan.Dalam perjalanan
histories Yogyakarta,kehidupan religius di kampung tersebut menjadi inspirasi
dan tempat yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya gerakan keagamaan
Muhammadiyah pada tahun 1912 M yang dipimpin oleh K.H.A. Dahlan.
22
v Museum
Kereta Kencana Kraton Yogyakarta
Keberadaaan
Museum ini sudah sangat lama,yakni sudah dirintis pada masa kepemimpinan Sultan
Hamengku Buwono VII,dan tidak akan dijumpai dimanapun.Hanya Keraton Jogjakarta
lah yang memilikinya.Lokasi museum kereta ini berada tidak jauh dari Keraton
tepatnya disisi barat daya Alun-Alun utara yakni di Jl. Rotowijayan, Kelurahan
Kadipaten, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.Museum keraton Jogjakarta
memiliki 18 kereta dan semua kereta tersimpan di Museum kereta kencana Keraton
Jogjakarta.Kereta di sini dianggap sebagai warisan Keraton dan diberi nama
khusus masing-masing,seperti kereta Nyai Jimat,kereta Kyai Garudayaksa,kereta
Jaladara,kereta Kyai Ratapralaya,kereta Kyai Jetayu,kereta Kyai Wimanaputra,kereta
Kyai Jongwiyat,kereta Kyai Harsunaba,kereta Bedaya Permili,kereta Kyai Manik
Retno,kereta Kyai Kuthakaharjo,kereta Kyai Kapolitin,kereta Kyai Kus
Gading,Landower kereta,kereta Surabaya Landower,Wisman Landower Kereta,kereta
Kyai Puspoko Manik dan kereta Kyai Mondrojuwolo.
Koleksi Museum
ini ada yang berumur puluhan bahkan ada yang sudah ratusan tahun,dari beberapa
kereta ini masih ada yang dipergunakan pada masa kini oleh pihak keraton,namun
ada juga yang Karena pertimbangan usia kereta tersebut maka hanya dijadikan
barang pusaka saja di keraton.Dan setiap 1 suro atau 1 muharram menurut
penanggalan jawa kereta yang termasuk kereta pusaka dimandikan atau istilahnya
Jamasan. Setiap Jamasan tersebut banyak orang ingin
menyaksikan,mereka berharap dari bekas jamasan tersebut bisa mendatangkan
berkah.
v Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat
[Sri Sultan
Hamengkubuwono X]
23
[lambang Kasultanan Keraton
Ngayogyakarto Hadiningrat] [Keraton Ngayogyakarto
Hadiningrat]
[Koridor di depan Gedhong Jene dan Gedhong Purworetno.
Dari bangunan yang disebut terakhir ini]
Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat atau Keraton Jogjakarta merupakan istana resmi
Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Jogjakarta,Daerah
Istimewa Jogjakarta,Indonesia.Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah
menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950,kompleks bangunan keraton ini
masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang
masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini.Keraton ini kini juga
merupakan salah satu objek wisata di Kota Jogjakarta.Sebagian kompleks keraton
merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan,termasuk
berbagai pemberian dari raja-raja Eropa,replika pusaka keraton dan gamelan.Dari
segi bangunannya,keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa
yang terbaik,memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun
yang luas.
24
Keraton Jogjakarta
mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian
Giyanti pada tahun 1755.Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah
pesanggarahan yang bernama Garjitawati.Pesanggrahan ini digunakan untuk
istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang
akan dimakamkan di Imogiri.Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan
sebuah mata air,Umbul Pacethokan,yang ada di tengah hutan Beringin.Sebelum
menempati Keraton Jogjakarta,Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan
Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten.
Secara fisik
istana para Sultan Jogjakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil
Ler (Balairung Utara),Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara),Sri
Manganti,Kedhaton,Kamagangan,Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan) dan Siti
Hinggil Kidul (Balairung Selatan).Selain itu Keraton Jogjakarta memiliki
berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan
bersejarah.Di sisi lain,Keraton Jogjakarta juga merupakan suatu lembaga adat
lengkap dengan pemangku adatnya.Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika
nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Jogjakarta.Dan
untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
v Pasar
Ngasem
Merupakan salah
satu Wisata Legendaris yang ada di Jogjakarta dan juga pasar Tradisional yang
khusus menjual hewan peliharaan terutama burung.selain burung disini juga
menjual anjing,kucing,ikan,kura-kura,monyet dll.pasar ini terletak di kampung
Ngasem dan kampung Taman,sekitar 400 m ke arah Barat dari Keraton Jogjakarta.Menurut
sejarah pasar ini dibangun th 1809,dulunya adalah danau yang digunakan Sultan
untuk plesir/melihat keindahan Keraton dari luar benteng.Lalu berubah menjadi perkampungan
yang di tengah-tengahnya berdiri pasar Ngasem ini.Para penjual hewan disini
dipindahkan di kawasan Dongkelan jln.Bantul no 1,Jogjakarta dengan nama
PASTHY(Pasar Satwa dan Tanaman Hias) sejak 22 April 2010.
v Masjid
Soko Tunggal
Masjid Soko
Tunggal adalah sebuah masjid yang ada di kompleks Tamansari kelurahan Patehan
kecamatan Kraton Jogjakarta,berada di kawasan Njeron Benteng Keraton,berdiri
tepat di depan pintu masuk obyek Tamansari.Disebut Soko Tunggal karna hanya
memiliki 1 tiang penyangga atap masjid.Dibangun pada rabu pon 28 /2/1973-jum’at
pon 21 rajab oleh Hamengku IX.Arsitek masjid ini bernama : R.Ngabehi
Mintobudojo.Keunikan masjid ini selain hanya memiliki 1 tiang penyangga atap
masjid,masjid ini juga dibangun tanpa paku.
25
v Tamansari
Merupakan salah
satu Pesanggrahan yang ada di Jogjakarta,Jogjakarta memiliki beberapa
Pesanggrahan yakni :
Ø Pesanggrahan
Tamansari
Ø Pesanggrahan
Ambar Ketawang
Ø Pesanggrahan
Goa Siluman
Ø Pesanggrahan
Ambarukmo
Ø Pesanggrahan
Manukberi
Tamansari memiliki 3
Umbul yaitu : Umbul pamuncar,Umbul panguras dan Umbul
winangun/binangun,arsiteknya adalah Demang Tegis dari Portugis,dibangun tahun
1684.
Tamansari
digunakan sebagai tempat istirahat Sultan dan keluarga.Dan dibangun untuk
mewakili Kraton sebagai titik tengah dari sumbu imajiner dan dipersembahkan
untuk menghormati para istri Sultan,karna telah membanatu dalam berperang.
Harga tiket
masuk :Rp 3000,00 Domestik.
Rp
7000,00 Wisatawan asing.
Rp
10.000,00- Rp 20.000,00 dengan guide.
26
v Alun-Alun
Kidul
Di masa Kerajaan
Mataram,Alun-alun Kidul berfungsi untuk menyiapkan suatu kondisi yang menunjang
kelancaran antara Keraton dengan dunia luar.Alun-alun Kidul juga melambangkan
kesatuan yang sakral antara raja dan para bangsawan yang tinggal di sekitar
Keraton.
Alun-alun Kidul
merupakan bagian belakang dari Keraton.Menurut sejarahnya Alun-alun ini dibuat
agar berkesan tidak membelakangi Laut Selatan.Disini ada 2 pohon yang usianya tua
dan dibatasi oleh tembok yang kokoh,pohon ini masing-masing bernama “Wok” dan
“Sapit Urang”.Di sebelah Barat dari Alun-alun ini ada juga kandang gajah.Namun
gajah itu telah mati,dan gajah tersebut merupakan gajah milik Keraton
Jogjakarta.
v Sasono
Hinggil
Di sebelah Utara
dari Alun-alun Kidul adalah Sasono Hinggil.Sasono Hinggil merupakan tempat bagi
Sultan untuk menyaksikan adu manusia dengan harimau yang disebut rampog macan.Sekarang
Sasono Hinggil digunakan sebagai tempat pertunjukan seni wayang kulit.
27
v Plengkung
Gading
Jogjakarta
memiliki beberapa Plengkung diantaranya :
ü Plengkung
Nirabaya
ü Plengkung
Tarunasura
ü Plengkung
Madyasura
ü Plengkung
Jagabaya
ü Plengkung
Jagasura
Plengkung Gading
memiliki nama lain yaitu Plengkung Nirbaya,Plengkung ini dulu digunakan untuk
keluarnya jenazah Sultan munuju makam Imogiri,maka dulu selama Sultan masih
hidup,beliau tidak diperkenankan untuk melewati Plengkung ini.
v Pasar
Gading
Merupakan salah
satu pasar Tradisional di Jogjakarta,terkadang terdapat beberapa kios di pasar
ini yang masih buka pada malam hari.Pasar ini berada di perempatan
jln.MT.Haryono dan jln.Mayjen Panjaitan.
v Panggung
Krapyak
28
Bangunan hampir usianya
hampir 250 th,dulu kawasan ini merupakan hutan lebat yang banyak dihuni hewan
liar salah satunya kidang atau menjangan.Disinilah dulu para raja-raja
Kasultanan Jogjakarta berburu,dan disini pula tempat putra Panembahan Senopati
wafat.
v Batik
Batik adalah
salah satu cara pembuatan kesenian yang dituangkan ke dalam bahan pakaian.Batik
telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan
nonbendawi pada 2 Oktober 2009.
Secara Etimologi
kata “Batik” berasal dari gabungan 2 kata bahasa Jawa : “amba” yang bermakna
“menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.
v Prawirotaman
Kampung Turis
Berjarak sekitar
5 km dari pusat Jogja
Merupakan penghubung
jln Sisimangaraja dengan jln Parangtritis.Prawirotaman adalah sepetak tanah
yang dihadiahkan kepada Prawirotomo.
Sebelumnya Prawirotaman
sempat digunakan sebagai markas laskar pejuang dan prajurit hantu maut.
29
Lalu sepetak
tanah tadi dikembangkan menjadi sentra kerajinan batik,namun th 70-an berubah
menjadi tempat penginapan,dan terbagi menjadi 3 bagian:Prawirotaman I,Prawirotaman
II dan Prawirotaman III.
Kampung turis
ini dilengkapi dengan travel,restoran,money changer hingga bookshop.Uniknya di
sini banyak tukang becak yang mahir berbahasa Inggris.
v Pasar
Telo
Pasar
Tradisional yang khusus menjual telo atau ketela,di sini kita dapat membeli
telo atau ketela dengan harga yang murah.Pasar ini berada di kawasan Karangkajen.
v RS
Wirosaban
Rumah Sakit umum
kelas C ini beroperasi sejak 10 Oktober 1987.memiliki motto : pelayanan dengan
5S:senyum,sapa,sopan,santun dan sembuh.Rumah Sakit ini tepat berada di
perempatan Wirosaban.
PENUTUP
Dari laporan di atas,hasil yang begitu dirasakan semakin
bertambahnya pengetahuan seluruh pembaca dan khususnya penulis sendiri tentang kota Jogjakarta beserta Obyek
wisatanya.Demikian laporan ini sebagai serangkaian wisata City Tour yang
penulis lakukan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya untuk semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini,hingga akhirnya laporan ini
dapat terselesaikan.Akhir kata,
penulis sangat mengharapkan kerja sama dari semua pihak dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan
selanjutnya.Terimakasih…….
30